Advertisement

Obat Alami K-Muricata

Thursday, July 13, 2017

author photo
Penyakit Diabetes Mellitus dan Pengobatannya

Penyakit Diabetes Mellitus dan Pengobatannya - Penyakit kencing manis atau penyakit gula yang di kenal istilah kedokterannya sebagai Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang akhir-akhir ini sering di jumpai. Penyakit diabetes termasuk penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh yang menyebabkan tubuh tidak dapat mengatur kandungan gula dalam darah sehingga kadar gula darahnya menjadi tinggi. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dimana pankreas sudah tidak mampu memproduksi hormon insulin dalam memenuhi kebutuhan seseorang. DM biasanya di alami paling banyak oleh pria dengan usia diatas 40 tahun namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini terjadi pada usia dibawah 40 tahun.

Baca juga : Kurang tidur dapat meningkatkan diabetes

Prevalensi diabetes yang tinggi telah menjadi masalah serius di seluruh dunia sejak 20 tahun lalu. Tahun 2003 WHO memperkirakan 194 juta atau 5,1 % dari penduduk Indonesia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 meningkat menjadi 333 juta. Prevalensi diabetes tahun 1994 -2010 diperkirakan 215,6 juta jiwa, namun dari evaluasi tahun 2007 jumlah penderita diabetes sudah mencapai 246 juta jiwa. Hasil Riset Kesehatan Dasar Depkes tahun 2008 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit diabetes mellitus di Indonesia sebesar 5,7%. Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke 4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat

Penelitian endokrinologi anak di seluruh Indonesia pada Maret 2012 menunjukkan jumlah penderita diabetes usia anak-anak dan usia remaja dibawah 20 tahun terdata sebanyak 731 orang. Sedangkan Pusat Diabetes dan Nutrisi RSU Dr. Soetomo Surabaya tahun 2009 ada sebanyak 650.000 anak-anak Indonesia menderita penyakit diabetes mellitus dan sebagian besar diabetes tipe II.

Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus


Secara umum diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu:

DM tipe 1 (IDDM = Insulin Dependent Diabetes Mellitus)


DM tipe 1 karena tubuh tidak memproduksi insulin akibat kerusakan sel beta penghasil insulin pada pankreas yang dapat disebabkan karena autoimun. IDDM hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin setiap hari untuk mengendalikan kadar gula darahnya. Tanpa insulin penderita bisa mengalami koma bahkan dapat menyebabkan kematian. Diabetes tipe 1 dapat terjadi pada anak-anak, remaja maupun dewasa dan perkembangannya berlangsung cepat. Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan.

DM tipe 2 (NIDDM = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)


DM tipe 2, pankreas memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal. Merupakan jenis diabetes yang umum terjadi dengan prevalensi 85-90%. Jenis diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan, gangguan metabolisme lemak serta resistensi insulin. Biasanya baru berjangkit pada usia di atas 40 tahun. Penyakit diabetes tipe ini disebabkan oleh mutasi gen. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat pada manusia. Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis.

Selain 2 klasifikasi tersebut diatas ada juga beberapa tipe DM lainnya namun sangat jarang yaitu Diabetes Mellitus Gestasional, merupakan penyakit diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan. Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. Diabetes tipe ini bersifat sementara dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. DM tipe ini dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan. Meskipun bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang diatas normal), penyakit jantung bawaan, kelainan sistem saraf pusat serta cacat otot rangka.

Baca juga : Diet untuk Ibu Hamil dengan Diabetes

Dagnosis Diabetes Mellitus


Seseorang dapat dikatakan terkena DM bila kadar gulanya jauh melebihi standar normal. Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka penentuan seseorang menderita diabetes harus melakukan pemeriksaan kadar gula di laboratorium bukan melalui test pack kadar gula. Pada pemeriksaan kadar gula yang diperiksa dilaboratorium adalah kadar glukosa darah. Standar kadar gula sehingga seseorang dikatakan diagnosa pasti DM adalah:
  1. Kadar gula sewaktu (vena) = 200 mg/dl atau
  2. Kadar gula darah puasa (vena) = 126 mg/dl (puasa artinya tidak ada masukan kalori selama 8 - 10 jam terakhir) atau
  3. Kadar gula darah plasma 2 jam jam pp = 200 mg/dl, dengan menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr glukosa yang dilarutkan kedalam air

Pemeriksaan HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandardisasi dengan baik.

Gejala Klinis Diabetes Mellitus


Gejala umum yang dirasakan bagi penderita diabetes yaitu :
  1. Banyak kencing (poliuria) terutama pada malam hari
  2. Gampang haus dan banyak minum (polidipsia)
  3. Mudah lapar dan banyak makan (polifagia)
  4. Mudah lelah dan sering mengantuk
  5. Penglihatan kabur
  6. Sering pusing dan mual
  7. Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
  8. Berat badan menurun terus
  9. Sering kesemutan dan gatal-gatal pada tangan dan kaki
  10. Rasa lemas, lelah dan tidak bugar
  11. Bila ada luka sukar sembuh

Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus


Komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat terjadi pada pembuluh darah besar (macrovascular) maupun pada pembuluh darah kecil (microvascular). Beberapa komplikasi penyakit DM adalah:
  1. Gangguan pada mata yang berpotensi menyebabkan kebutaan
  2. Gangguan pada ginjal yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal
  3. Gangguan pada sistem saraf
  4. Serangan jantung
  5. Stroke
  6. Disfungsi seksual seperti impotensi
  7. Gangrene pada anggota gerak dengan risiko amputasi
  8. Ketoasidosis yang dapat menyebabkan koma dan kematian (sering pada DM tipe 1)

Faktor Resiko Diabetes


Berikut ini faktor yang dapat menyebabkan seseorang beresiko terkena penyakit diabetes mellitus adalah :
  1. Faktor keturunan
    biasanya jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Jika kedua orang tuanya (bapak dan ibu) menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah penderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan jika kedua orang tuanya tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 15%.
  2. Kegemukkan (obesitas)
  3. Kadar trigliserida tinggi
    Kadar trigliserida tinggi salah satunya dapat disebabkan karena terlalu banyak makan karbohidrat dan makanan yang manis seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue , nasi, roti, dll
  4. Kadar kolesterol yang tinggi
  5. Merokok
    Merokok dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
  6. Kurangnya aktivitas fisik
    seperti gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk terlalu lama di depan komputer
  7. Stres
  8. Gaya hidup modern
    Gaya hidup yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
  9. Kerusakan pada sel pankreas

Pengobatan Diabetes Mellitus


Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan. Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.

Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur. Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian memberikan obat minum atau menggunakan insulin.

Baca juga : Tanaman Obat Diabetes Paling Ampuh

Obat minum biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe 2 jika diet dan olah raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup. Obat diabetes ini kadang bisa diberikan hanya satu kali, meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.

Jika obat minum tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik maka perlu diberikan suntikan insulin.

Pada diabetes tipe 1 karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin maka harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan.

Baca juga : Sayur Bendi, Makanan Penderita Diabetes

Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda yaitu insulin kerja cepat, sedang dan lambat.

Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung pada keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya, keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah, aktivitas harian penderita dan kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari. Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya, namun penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga dan pola kadar gula darahnya. Jadi kebutuhan insulin akan bervariasi sesuai dengan perubahan dalam makanan dan olah raga.

Baca juga :Cara Mengolah Buncis Untuk Diabetes

Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

Tips Mencegah Diabetes


Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena DM adalah sebagai berikut :
  1. Lakukan lebih banyak aktivitas fisik seperti olahraga secara teratur 3-4 kali seminggu dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin sehingga membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal.
  2. Konsumsi banyak makanan berserat seperti pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Salah satu makanan tinggi serat yang terbukti dapat mengendalikan diabetes adalah dedak padi atau bekatul. Dalam sebuah studi pada lebih dari 83.000 perempuan, konsumsi kacang-kacangan (dan selai kacang) tampaknya menunjukkan beberapa efek perlindungan terhadap pengembangan diabetes. Wanita yang mengkonsumsi lebih dari lima porsi satu-ons kacang per minggu menurunkan resiko terkena diabetes dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsi kacang sama sekali.
  3. Turunkan berat badan bila kelebihan berat badan. Dalam sebuah penelitian, orang dewasa yang kegemukan mengurangi risiko diabetes mereka sebesar 16 % untuk setiap kilogram berat badan yang hilang. Juga, mereka yang kehilangan sejumlah berat setidaknya 5 sampai 10 persen berat badan awal dan berolahraga secara teratur mengurangi risiko diabetes hampir 60 persen dalam tiga tahun.
  4. Perbanyak minum produk susu rendah lemak, mereka yang mengkonsumsi lebih dari 35 porsi produk susu tersebut seminggu memiliki risiko jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang mengkonsumsi kurang dari 10 porsi seminggu.
  5. Kurangi konsumsi gula
  6. Berhenti merokok
  7. Hindari lemak trans yang banyak digunakan pada produk olahan dan makanan cepat saji
  8. Kurangi lemak hewani. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 42.000 orang, diet tinggi daging merah, daging olahan, produk susu tinggi lemak dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes hampir dua kali dari mereka yang makan diet sehat

Baca juga : Tips Ampuh Cara Mencegah Diabetes

SARAN


Jika mengalami ciri-ciri dan gejala penyakit diabetes mellitus seperti diatas sebaiknya anda segera memeriksakan kadar gula dan jangan lupa untuk selalu membiasakan diri dengan gaya hidup sehat.

1 komentar:

avatar
Pantangan Makanan untuk Penderita Diabetes Kering | Toko Obat Herbal delete August 2, 2017 at 10:06 PM

[…] nasi putih adalah salah satu makanan yang harus dihindari oleh penderita diabetes. Untuk penderita penyakit diabetes melitus tipe 2 hal memilih asupan makanan yang tepat menjadi sesuatu yang […]

Reply


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Healthhaphope