Advertisement

Obat Alami K-Muricata

Tuesday, July 25, 2017

author photo
Peran Makanan dan Gizi Bagi Pasien

Peran Makanan dan Gizi Bagi Pasien. Makanan memiliki peranan yang fundamental dalam tradisi agama, budaya dan etos. Pada sebagian besar masyarakat, makanan berkembang sebagai simbol perhatian dan rasa senang terhadap orang lain. Sebagai contoh, salah satu wujud kepedulian seseorang terhadap tetangganya adalah memberikan makanan kepadanya. Pemberian makanan dapat melenyapkan rasa permusuhan dan dengan demikian akan membawa perdamaian. Di samping itu, pemberian makanan juga dapat menjadi lambang kasih kepada sesama.

Bagi orang sakit, penyediaan makanan dan air harus dipandang sebagai pelayanan yang paling fundamental. Sebagai lambang kasih, pemberian makanan dapat membantu kesembuhan bukan hanya dari pasokan unsur-unsur gizinya tetapi juga dari ungkapan kasih yang sangat dibutuhkan oleh orang yang sakit. Karena itu, seharusnya terapi gizi di dalam rumah sakit dipandang sebagai asuhan fundamental yang tidak boleh diabaikan untuk mempercepat kesembuhan kendati dalam kenyataannya sering terjadi hal sebaliknya.

Peran Makanan dan Gizi Bagi Pasien


Kita sering hanya memperhatikan obat atau tindakan medis lainnya dengan melupakan terapi gizi. Berbeda dengan pemberian obat, pemberian makanan memiliki makna emosional dan simbolik bagi banyak orang. Karena itu tidaklah mengherankan jika keputusan untuk memulai, menunda atau menghentikan terapi gizi menjadi persoalan yang kontroversial. Kontroversi tersebut telah menjadi perhatian yang banyak diperdebatkan dalam dasawarsa terakhir ini. Ilmu kedokteran modern berpandangan bahwa terapi nutrisi enteral dan parenteral bukan lagi pemberian makan melainkan sudah menjadi terapi medis seperti halnya pengobatan dan tindakan medis yang lain. Ini berarti bahwa tindakan tidak melakukan terapi nutrisi dapat membawa konsekuensi etis dan moral sebagaimana yang berlaku pada pengobatan. Pada beberapa negara maju yang sudah memiliki undang-undang kesehatan yang lebih lengkap, penghentian terapi nutrisi juga menjadi persoalan legal karena dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum seperti halnya eutanasia pasif.

Baca juga : Jenis Makanan Pereda Stres dan Pemicunya

Pola makan seseorang berkaitan erat dengan budaya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi bagaimana seseorang memilih makanannya. Faktor-faktor tersebut adalah kesenangan serta ketidaksenangan (food like and dislike), kebiasaan (food habit), daya beli serta ketersediaan makanan (purchasing power and food availability), kepercayaan serta ketakhayulan (food belief and food fadism), aktualisasi diri (self-actualization), faktor agama serta psikologis, dan yang paling akhir serta sering dianggap tidak penting, pertimbangan gizi serta kesehatan. Namun, jika kita mau mengakui kebenaran pendapat bahwa “kesehatan memang bukan segalanya, tetapi segalanya tanpa kesehatan tidak ada artinya (health is not everything, but everything without health is nothing)”, dan “jika obat dipandang sebagai dasar pengobatan, maka gizi harus dipertimbangkan sebagai dasar kesembuhan (if medicine is seen as the base of treatment, then nutrition should be considered as the base of recovery)“, tentunya pertimbangan gizi dan kesehatan akan kita letakkan di tempat pertama.

Baca juga : Jenis Makanan Pencegah Gigi Berlubang

Pedoman “Empat Sehat Lima Sempurna” dari Almarhum Prof. Poerwo Soedarmo maupun “Makanan Triguna” yang sudah dikenal baik oleh petugas kesehatan/gizi di puskesmas serta ibu-ibu PKK di posyandu, dan yang paling akhir “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang“, semuanya ini merupakan pedoman sederhana bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan status gizi serta kesehatan yang baik.

Makanan Triguna


Pengertian Makanan Triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus mengandung:
  1. hidratarang dan lemak sebagai zat tenaga
  2. protein sebagai zat pembangun, dan
  3. vitamin serta mineral sebagai zat pengatur

Sementara itu, “13 Pesan Dasar” menyampaikan pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang andal. Pertimbangan dalam menetapkan diet rumah sakit:
  1. Dengan memperhatikan pesan-pesan di atas dan mempertimbangkan permasalahan gizi penduduk kita yang disebut sebagai permasalahan gizi ganda yang dapat digambarkan sebagai uang logam dengan dua sisi—sisi yang satu menggambarkan permasalahan kurang gizi (KKP, anemia gizi, gondok endemik dn.) sementara sisi lain menunjukkan permasalahan kelebihan gizi (obesitas) rekomendasi berikut ini mungkin bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pelayanan gizi di rumah sakit:

  2. Makan makanan secara beragam dan seimbang untuk menjamin kecukupan energi, protein, vitamin, mineral dan serat makanan yang penting bagi kesehatan yang baik<

  3. Makan dengan memperhatikan berat badan yang optimal untuk menghindari kemungkinan terkena sindrom metabolik, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, penyakit kanker tipe tertentu, diabetes (Tipe II) dan dislipidemia.
    Khususnya bagi mereka yang memiliki kebiasaan makan berlebihan:


  4. Memilih makanan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan penyakit kanker tipe tertentu.


  5. Memilih makanan yang banyak mengandung buah-buahan, sayuran dan produk sereal utuh untuk mendapatkan vitamin, mineral, serat makanan serta hidratarang kompleks yang diperlukan dan akan membantu mengendalikan asupan lemak/kalori yang berlebihan.


  6. Menggunakan gula dengan jumlah yang tidak berlebihan dan hanya jika diperlukan. Asupan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan konsumsi kalori yang terlampau banyak dan konsumsi nutrien lain yang terlalu sedikit di samping menyebabkan kerusakan gigi.


  7. Menggunakan garam dan natrium dengan jumlah yang tidak berlebihan untuk membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
    Khususnya bagi mereka yang asupan gizinya kurang:


  8. Meningkatkan asupan kalori dan lemak (terutama lemak tidak jenuh) sesuai dengan kebutuhan. Kelompok masyarakat yang rentan terhadap kekurangan gizi, seperti anak-anak dan ibu hamil/menyusui, membutuhkan kalori lebih banyak sehingga perlu didahulukan pada distribusi makanan dalam keluarga.


  9. Memperhatikan asupan protein, terutama dari sumber protein yang bermutu tetapi tidak mahal dan mudah diperoleh seperti telur (protein hewani) dan tabu atau tempe (protein nabati).


  10. Memperhatikan asupan vitamin dan mineral alami dengan mengutamakan sayuran yang harganya lebih murah dari pada buah dua hingga tiga porsi sehari. Kebiasaan lalap sayuran mentah dan memakan buah segar (jeruk, jambu, pepaya dll.) perlu dianjurkan dengan memperhatikan kebersihannya. Beberapa jenis vitamin (misalnya, vitamin C) akan teroksidasi jika dimasak/dipanaskan sehingga harus diperoleh dari buah segar atau sayuran mentah.


Demikian sedikit informasi mengenai Peran Makanan dan Gizi Bagi Pasien, semoga bermanfaat.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Healthhaphope